Penelusuran makna pisau, mempertemukan saya dengan Abah Gending (Gending Raspuzi), guru penca, pendiri Lembaga Pewarisan Pencak Silat GARIS PAKSI INDONESIA, Senin (22/2/2016). Inilah pendapatnya:
“Tradisi pada salah seorang guru aliran Sahbandar di Pandeglang, setelah melalui latihan yang matang dan sampai pada tahap akhir, guru penca akan melantik dan memberikan sebilah pisau. Bagi seorang pendekar pencak silat, pisau itu simbol.”
“Pertama, pisau harus tetap berada dalam sarangka-nya, dalam sarungnya. Seorang pendekar hanya akan menggunakan ketajaman jurus-jurusnya itu tepat waktu dan tepat tempat. Bahkan, bila tidak sangat diperlukan, terlihat sebagai pendekar pun jangan.”
“Kedua, pisau itu tajam karena dipelihara dan selalu diasah. Hanya dengan terus berlatihlah, ketajaman jurus-jurusnya akan terpelihara dan terasah dengan baik.”
“Ketiga, pisau itu perkakas, senjata. Dan, senjata itu adalah penca itu sendiri. Pisau untuk mempertahankan diri adalah penca. Saya selalu memakai pisau (buatan pak Teddy Kardin) pada acara resmi saat bertemu dengan para guru penca lain, juga pada saat melatih penca. Selain sebagai aksesoris yang memiliki estetika, juga ‘serasa ada tajinya!'” tutup Gending.
Dikutip dari penuturan Tito Bachtiar pada akun Facebooknya.