Gaya hidup sedentary atau minim aktivitas fisik dapat menjadi sumber awal dari berbagai penyakit karena tubuh yang kurang bugar. Terutama untuk masyarakat yang hidup di perkotaan, gaya hidup sedentary menjadi ancaman seperti yang dikatakan ahli.
dr Andi Kurniawan, SpKO, kepada Detikcom mengatakan contoh dari ancaman penyakit akibat gaya hidup sedentary adalah stroke, jantung, kolesterol tinggi, dan penyakit metabolik seperti diabetes. Selain itu orang yang kurang olahraga juga bisa terganggu kesehatan mentalnya akibat stres.
Menurut dr Andi, untuk mencegah hal tersebut bila memang seseorang benar-benar tak sempat olahraga maka minimal lakukan aktivitas fisik setiap dua jam sekali. Aktivitas fisiknya bisa apa saja tapi yang paling disarankan adalah stretching ringan.
“Physical activity begitu berhenti 2 jam, kolesterol baik kita, high-density lipoprotein (HDL), bisa turun 20%. Maka dari itu setiap dua jam kita duduk diam harus bergerak,” kata dr Andi ditemui dalam acara peluncuran kampanye Championing A Healthy Tomorrow di Plaza Bapindo, Jakarta Selatan, Jumat (26/2/2016).
“Diam atau banyak duduk merupakan problem kesehatan dunia saat ini. Karena kecanggihan teknologi kita jadi cenderung untuk malas bergerak,” lanjutnya.
Menurut catatan World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, gaya hidup sedentary setidaknya berkontribusi terhadap 3,2 juta (6%) kematian di dunia setiap tahun. Untuk mencegahnya, ahli menyarankan untuk minimal olahraga 150 menit per minggu atau 30 menit per lima hari.
“Enggak usah lalukan aktivitas fisik yang terencana misalnya pergi ke gym. Kita bisa ganti itu dengan pola hidup aktif, jadi seperti yang tadi saya bilang kita bisa break sebentar stretching atau lakukan jalan kaki lebih banyak,” tutup dr Andi mengatakan bahwa sebetulnya tak ada alasan untuk terlalu sibuk olahraga.